Jumat, 02 Mei 2014

FanFiction : True Love?



Title                :True Love?

Author            : chozzaraii

Cast                : Park Jina [OC]
                        Choi Junhong a.k.a Zelo
                        Jeon Jungkook
                        Kim Nana [OC]

Suport Cast   : Jung Ilhoon

Rating           : G

Genre            : AU, School-life, Romance

...

Author POV


“Ah! Apakah namja itu sudah datang? Astaga kenapa aku bisa terlambat bangun” seorang gadis dengan tergesa gesa memasuki ruang kelas yang sudah terisi beberapa murid,  ia menempati bangku yang berada paling pojok dekat jendela, merapikan rambutnya yang menutupi mukanya lalu menatap keluar jendela yang berhadapan langsung dengan lapangan sepakbola, biasanya ia menemukan namja itu melewati tengah lapangan bersama teman temannya, apakah ia terlambat? Gadis itu langsung melihat jam yang melingkar di tengannya, ia hanya telat sedikit biasanya namja itu datang jam setengah delapan, apakah dia sudah datang??? Seketika semangatnya menguap
“mencari seseorang, Jina ssi?” gadis itu tersentak saat seseorang berbicara di telinganya “ya! Kau ngagetkanku!!” Gadis yang di panggil Jina itu memekik kesal, dadanya berdegup kencang takut rutinitas paginya itu di ketahui orang lain
“hei, adanya kau yang mengaggetkan kami, tiba tiba kau memasuki kelas dengan berlari lalu menatap keluar jendela dengan gerakan aneh, kau di kejar kejar seseorang?” ilhoon sang ketua kelas sekaligus teman Jina itu bertanya penasaran
“tidak, kau berlebihan” jawab Jina kaku lalu pergi menuju mejanya yang sesungguhnya, terpaksa dia tidak melihat namja yang ia sukai hari ini karena kelakuannya hari ini yang mencolok, takut teman teman yang lain mengetahui apa yang ia perhatikan selama ini
           
“memangnya dia melihat apa?” ilhoon bergumam sambil memperhatikan keluar jendela, mata Jina terbelalak saat Ilhoon mengintip jendela yang berhedapan langsung dengan lapangan, dengan melangkah cepat Jina sudah berada di depan Illhoon
“Ilhoon ssi, A.. Aku ingin menanyakan sesuatu” Jina tergagap sambil mencoba mengalihkan perhatian Illhoon, bisa gawat kalau Ilhoon melihat namja itu

Illhoon menatap Jina curiga “apa yang kau sembunyikan?” Ilhoon tersenyum evil tidak menggubris ucapan Jina dan Ilhoon melihat sesuatu yang menarik melihat Jina yang gelagapan
“Ti… dak, tidak ada” Jina meruntuki dirinya suaranya semakin gugup, Ilhoon melihat keluar jendela lagi, mencari alasan kenapa Jina begitu gugup “Ya!! Jangan menghalangiku” Jina menutupi jendela dengan badannya
“Tidak ada apa apa disana!! Kau tidak percaya sekali sih?” Jina mendorong Ilhoon menjauhi jendela “kalau tidak ada apa apa kenapa kau sangat gugup huh?” Ilhoon menyeringai “Aku tidak gugup!” Bentak Jina

“Apa yang sedang kalian lakukan dimejaku?” suara lain menyadarkan Jina dan Ilhoon yang sedang  ribut sendiri, Jungkook si pemilik meja menatap aneh kepada dua orang yang tengah dorong dorongan itu
“jungkook-ssi bisa kau memberi tauku sia-hhmpp…”  Jina mendekap mulut Ilhoon lalu menarik Ilhoon menjauh
“kami tidak melakukan apapun, hehe” Ucap Jina dengan tertawa terpaksa, Jungkook hanya mendelikkan bahunya sambil menatap aneh kedua orang itu yang berjalan menjauh

“Yaa, katakan padaku siapa orangnya” ucap Ilhoon setelah berhasil melepaskan tangan Jina yang menyumpal mulutnya
“aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan” balas Jina polos—pura pura polos lebih tepatnya— “tidak perlu takut Jina-ssi, aku akan merahasiakannya” Ilhoon memasang wajahnya dengan penuh keyakinan “merahasiakan apa? Bahkan tidak ada yang perlu di rahasiakan” cibir Jina
“ya ya! Aku pikir aku tidak tau, kau sedang melihat seseorang yang kau suka kan?” tebak Ilhoon sambil sersenyum lebar,  Jina menatap Illhoon tajam berusaha tidak terhasut perkataan Ilhoon
“jangan membuat berita yang tidak benar” ucap Jina dingin lalu meninggalkan Ilhoon, bagaimanapun dia harus melihat namja itu hari ini, kebiasannya sejak masuk sekolah ini, ia tidak pernah absen melihat wajah namja yang membuatnya tertarik itu, sebelum Jina keluar kelas ia melirik sekilas kearah Jungkook, Jungkook adalah teman pria yang Jina kagumi jadi jika Jungkook sudah berada di kelas saat ini, sudah pasti pria itu juga sudah ada di kelasnya, Jina buru buru keluar kelas beberapa menit lagi bel berbunyi ia takut tidak bisa melihat pria itu

“Jina-ssi, Ya!! Kenapa pergi? Aish bocah itu” teriak Ilhoon yang masing bisa di dengar dengan baik oleh Jina
Jina berjalan cepat hampir berlari dan langkahnya berhenti pada sebuah kelas, dia tau betul kelas itu milik siapa, apa dia harus mengintip? Tapi kalau dia di curigai bagaimana? Tapi dia penasaran.. mengintip sekikit tidak masalah, tidak tidak.. gadis itu menggeleng cepat bahkan tanpa sadar gadis itu sudah berjalan bulak-balik didepan kelas itu, menimbang nimbang apakah ia harus mengintip atau tidak, pada saat ia ingin berbalik lagi tiba-tiba ia menabrak seseorang

“Omona” keseimbangan gadis itu hilang dan tubuhnya akan jatuh ke belakang jika tangan itu tidak menarik tubuh Jina
“gwenchana?” mata Jina melebar dan jantungnya berdetak tidak beraturan dia tau betul siapa pemilik suara itu, mata Jina menatap mata itu lurus mulutnya kaku dan sepertinya wajahnya kini sudah mulai memanas, orang itu membantu Jina berdiri dengan benar lalu tersenyum manis
“lain kali lebih berhati hati” orang itu mengacak acak rambut Jina sambil berlalu memasuki kelasnya, keseimbangan Jina hampir hilang kembali tetapi ini dengan alasan yang berbeda, kakinya seperti tidak mempunyai tulang bahkan tangannya bergetar sekarang, ia menyentuh  rambutnya, apakah ini nyata? Apakah ini nyata? Apakah ini nyata? 
“Astaga mimpi apa aku semalam” Jina meloncat loncat kegirangan sambil mengelus rambutnya, bahkan dia tidak sadar orang yang di tabraknya tadi masih memperhatikan Jina yang meloncat loncat kegirangan, orang itu tersenyum lucu melihat kelakuan Jina

“kenapa kau belum masuk kelas?” Jina membeku lalu membalikkan badannya perlahan, disana sudah ada guru matematika yang menatapnya sangar
“kau tidak mendengar bel sudah berebunyi dari tadi? Kenapa masih disini?”
“A-A sakit seosangnim, Aduh” Jina meringis saat Guru matematikanya itu menjewer Jina sambil menyeretnya menuju kelas Jina, dia lupa kalau jam pelajaran pertama Matematika, Jina memohon agar jeweran itu berhenti sambil berjalan menuju kelasnya, Jina agak menyesal kenapa Guru matematikanya itu sangat mengenal dirinya
“Aduh, seosangnim aku bisa berjalan sendiri”  Gurunya itu tidak menggubris rengekan Jina dan terus berjalan menuju kelas Jina tanpa melepaskan jewerannya

“hei! Apa yang kau lihat? Kenapa tersenyum sendiri seperti itu?” Zelo tersadar saat seorang temannya menyenggol pundaknya pelan “Aniya”
“aneh sekali” temannya ikut melihat pandangan zelo tetapi dia tidak menemukan apapun lalu temannya itu menatap zelo dengan tatapan ‘apa kau sudah gila?’ Zelo hanya mendelikkan bahunya lalu mengeluarkan bukunya dari dalam tas saat guru sejarahnya memasuki kelas, Zelo sesekali melirik kearah luar lalu tersenyum kecil “menarik” gumamnya, lalu mulai focus pada gurunya yang mulai mengabsen


Jina POV

             Bel berbunyi dua kali menandakan pelajaran pertama usai aku merebahkan kepala ke atas meja, membuang nafas pelan lalu mengacak ngacak rambutku sebal, aku tidak bisa berkonsentrasi gara gara pria itu, terpaksa hari ini aku harus mengeluarkan uang untuk meneraktir temanku agar mau mengajariku materi yang baru di bahas tadi
“ada apa? kau terlihat frustasi?” lagi lagi pria ini, Ilhoon mengacak acak rambutku yang sudah berantakan lalu duduk di depanku setelah mengusir si empunya bangku, aku menyentuh kembali kepalaku mengingat kejadian yang terjadi satu jam yang lalu, tanpa sadar aku tersenyum lalu dadaku kembali berdegup kencang
“Ya, kenapa wajahmu memerah? Kau senang ya aku mengacak acak rambutmu? Hahaha” astaga, percaya diri sekali dia tapi apakah benar wajahku memerah? Aku merasakan telingaku panas
“apa kau begitu senang? Wajahmu seperti kepiting rebus, astaga aku tersanjung” ais! Apa yang dia sedang katakan?
“jangan mengajakku bicara” gumamku sambil memejamkan mata
“Ya! Ini sikapmu pada orang yang kau sukai?” aku tersedak dengan air liurku sendiri “mwoya?”
“kau menyukaikukan? Lihat wajahmu itu, terlihat jelas” astaga ada apa dengan Illhoon apa kepalanya baru terbentur sesuatu?
“Ya! Kepalamu habis terbentur? Kenapa mengatakan hal yang aneh terus, hah?” aku mengangkat kepalaku dari meja lalu menatap Ilhoon kesal, Ilhoon hanya menatapku dengan tatapan polos lalu ekspresinya di ubah seolah-olah dia sedang malu. Apa apaan!
“Aku tidak mengatakan hal yang aneh, sikapmu yang membuatku bersikap aneh” aku mengerutkan kening
“kenapa kau tersipu saat aku mengacak acak rambutmu?”
Apa? Astaga pria ini!!
“Yak!! Kau jangan salah paham! Memang kau saja yang mengacak acak rambutku seperti itu? Tadi Zelo juga melakukannya padaku! Wajahku tersipu bukan karenamu tetapi gara gara pria itu! Hais, percaya dirimu itu terlalu tinggi!” Astaga. Kenapa aku jadi kesal seperti ini, ya! Pria seperti Ilhoon memang harus di bentak seperti itu! Ah! kenapa dia hari ini membuatku kesal terus!! Menyebalkan
            “WOAH! Jadi pria itu Zelo? Woahh, aku tidak percaya” Ilhoon menatapku tidak percaya menepukkan tanganya dengan mata yang melebar dan mulut terbuka, ya ya ya! Ada apa lagi dengan dia? kenapa menyebutkan nama pria itu? Zelo, Zelo, Zelo....... Mataku terbelalak. Astaga! Apa yang baru saja aku katakan?!!


Tbc…